Semenjak instagram muncul, budaya berfoto semakin kuat. Almost everything, difoto. Iya gak sih ? gue pribadi ngerasanya sih gitu. Hehehe. Bermodalkan smartphone, sekarang semua orang bisa jadi fotografer, at least untuk dirinya sendiri. Beda banget dengan jaman dulu yang harus beli roll film dan kalau mau cetak foto harus dicuci dulu. Butuh effort banget untuk jadi satu foto. Sekarang, Tinggal foto sebanyak-banyaknya tanpa harus mikirin roll film yang kebuang sia-sia dan kalau mau cetak foto tinggal di print aja. Hidup Teknologi.
Balik lagi soal instagram, basically instagram adalah sebuah platform yang memungkinkan kita berbagi foto dan cerita pada saat yang bersamaan. Ada ribuan orang atau bahkan jutaan yang menunjukkan bakatnya atau kesenangannya dalam bidang photography di instagram. Termasuk para public figure. Kita semua pasti follow beberapa public figure. Iya kan ? hayo ngaku, deh. Entah itu karena dia cakep, banyak gossipnya, lagi viral, keren, unyu, banyak menginspirasi, banyak karyanya, etc.
Bekerja dibidang seni dan terekspose. Gak heran kalau mereka yang kita sebut public figure banyak followers-nya ya. Gak heran juga kalau mereka tau, mana foto yang keren wal kece dan mempublikasinya dengan rapih di instagram pribadinya. Artsy bangetlah pokoknya. Eitsss, tapi gak semua public figure. Banyak juga yang isi instagramnya promosi semua atau foto muka semua. So, ini beberapa public figure dengan feed instagram kece menurut terawangan dan analisis kesotoyan gue.
Abang Tulus gak usah dibahas lagi deh. He is the most perfect. #temantulusgariskeras hahaha. Di instagram pribadinya, Tulus kelihatannya lebih senang berbagi aktivitasnya dalam bermusik. Banyak aksi panggung yang diabadikan dan kata-katanya pun sejuk dihati. Lebih didominasi foto-foto hitam putih yang memberi kesan bermakna dalam instagramnya. Creative penuh inspirasi.
So, pada dasarnya "Terserah lo mau kayak apa instagram lo. Terserah lo mau nge-post apapun." Semua ini soal sudut pandang. Karena gue pribadi cukup aktif di instragram dan senang juga dengan photography. Menurut gue, Aa yang kece-kece ini bisa jadi referensi yang bagus. Mereka gak cuma ganteng maksimal, tapi juga punya selera yang cukup baik soal photography. Mungkin aja kalian yang baca ini, lagi pengen rapihin feed instagramnya. Atau lagi butuh penyegaran mata. Lumayan kan referensi gue cakep-cakep. hahaha
Btw, gue gatau caranya nempelin feed instagram di blog. So, liat sendiri aja ya di account masing-masing. :p
Semoga bermanfaat.
Salam Kece.
Bekerja dibidang seni dan terekspose. Gak heran kalau mereka yang kita sebut public figure banyak followers-nya ya. Gak heran juga kalau mereka tau, mana foto yang keren wal kece dan mempublikasinya dengan rapih di instagram pribadinya. Artsy bangetlah pokoknya. Eitsss, tapi gak semua public figure. Banyak juga yang isi instagramnya promosi semua atau foto muka semua. So, ini beberapa public figure dengan feed instagram kece menurut terawangan dan analisis kesotoyan gue.
OMAR DANIEL
Karena aa omar seorang model, di instagramnya banyak berpose ala-ala model. kayak foto diatas ini, cyin. Gimana gak meleleh ya liatnya. Selain model, Omar Daniel juga pemain sinetron. Tapi gak seperti kebanyakkan pemain sinetron lainnya yang sering banget promo sinetronnya. Sulit menemukan foto berbau-bau promo sinetron. Di Instagramnya, lebih mengarah fashion and life style. Ada juga foto beberapa brand. Tapi fotonya tetep kece. kelihatan foto yang di-post gak asal-asalan. Ntaps
GAMALIEL
Aa yang satu ini artsy banget deh instagramnya. Gak cuma bersuara asik, gamal juga sepertinya paham soal art dan design visual. Foto di instagramnya lebih kearah minimalist photography.
DION WIYOKO
Koko Dion memang bakat nih di bidang photography. Coba liat isi instagramnya, hampir semua genre photography ada. Dari mulai life style sampai street, tersusun rapih. Mau dong dipotoin sama koko. Ihiy.
LUTHFI "Kevin and The Red Rose"
Bisa dibilang luthfi ini karirnya berawal dari social media kemudian mulai dikenal luas saat bergabung dan membentuk semacam band sama Kevin Aprilio. Di instagramnya cukup banyak cover-cover lagu yang kece banget. Hampir sama dengan Gamal, Luthfi kayaknya paham nih gimana caranya membuat ruang instagramnya enak dipandang. Foto dan videonya dominan putih. Ganteng, suara bagus, creative. Si aa paket lengkap.
TULUS
Abang Tulus gak usah dibahas lagi deh. He is the most perfect. #temantulusgariskeras hahaha. Di instagram pribadinya, Tulus kelihatannya lebih senang berbagi aktivitasnya dalam bermusik. Banyak aksi panggung yang diabadikan dan kata-katanya pun sejuk dihati. Lebih didominasi foto-foto hitam putih yang memberi kesan bermakna dalam instagramnya. Creative penuh inspirasi.
So, pada dasarnya "Terserah lo mau kayak apa instagram lo. Terserah lo mau nge-post apapun." Semua ini soal sudut pandang. Karena gue pribadi cukup aktif di instragram dan senang juga dengan photography. Menurut gue, Aa yang kece-kece ini bisa jadi referensi yang bagus. Mereka gak cuma ganteng maksimal, tapi juga punya selera yang cukup baik soal photography. Mungkin aja kalian yang baca ini, lagi pengen rapihin feed instagramnya. Atau lagi butuh penyegaran mata. Lumayan kan referensi gue cakep-cakep. hahaha
Btw, gue gatau caranya nempelin feed instagram di blog. So, liat sendiri aja ya di account masing-masing. :p
Semoga bermanfaat.
Nih, gue kasih bonus foto Raisa waktu masih belajar pegang kamera.
Salam Kece.
Salah satu komunitas yang gue ikuti, sedang Open Trip ke Dieng, Wonosobo dengan penawaran budget yang cukup bersahabat, cuma Rp. 500,000. Budget ini cukup menggoda gue karena include makan dan akomodasi selama disana. Karena waktu yang sangat memungkinkan untuk gue gabung ke open trip tersebut, gue pun memutuskan untuk ikut.
Buat gue jalan-jalan, nge-trip, explore tempat, liburan, dan sejenisnya akan lebih bermakna dan seru kalau dilewati dengan orang-orang terdekat. Ya, walaupun ada kalanya kita butuh melewati perjalanan sendiri. Just you and yourself. Tapi kali ini gue mau membagi keseruan trip ke Dieng dengan teman-teman gue. So, gue ajak beberapa teman-teman gue. Tapi karena satu dan lain hal yang lebih diprioritaskan. Yang jadi ikut nge-trip bareng gue cuma Oka, teman kuliah gue. But It's ok.
Sekitar 19 jam perjalanan ditempuh dengan naik mobil. Pengalaman teman-teman gue kalau nge-trip ke Dieng sendiri atau gak pake jasa travel agent, mending naik kereta. Lebih cepet sampe, coy. Masuk kota wonosobo udara sejuk udah mulai terasa sedikit-sedikit. Makin naik ke kawasan dieng, makin dingin. Makin butuh dipeluk. *eh
Buat yang gak mau ribet, gini nih enaknya ikut open trip, kita gak perlu lagi mikirin akomodasi. Semua udah diatur. Apalagi yang open trip temen sendiri atau orang yang kita kenal. Transparasinya lebih keliatan, jadwal juga gak kaku. Seru-seruannya jadi lebih dapet.
Destinasi pertama, BUKIT SIKUNIR.
Ternyata nge-trip ke daerah dataran tinggi kayak Dieng pas musim hujan bukan ide yang cukup bagus. Kamar penginapan dinginnya melebihi pake AC. Fix butuh dipeluk. Bangun sekitar jam 04.00 wib dengan hidung yang mulai ingusan. Pakai kaos, sweater, jaket. Sip. Siap jalan ke Bukit Sikunir. Sampe di lokasi, ternyata udah banyak yang mau naik juga. Karena gue gak bawa sarung tangan, gue putuskan untuk cari abang-abang yang jual sarung tangan dulu. Makin lama, makin dingin banget.
Seperti tempat wisata pada umumnya, banyak penjual makanan, souvenir dan semua kebutuhan mendaki kayak sarung tangan yang gue butuhkan. Jadi, gak perlu khawatir kalau ketinggalan barang. Asal punya duit, bisa tinggal beli aja. Berbekal informasi dari google dan beberapa teman yang menjelaskan bahwa Bukit Sikunir adalah bukit yang terbilang tidak terlalu tinggi, gue santai-santai aja mau nanjak. Jalur pendakian udah cukup aman. Walaupun tetap harus hati-hati. Waktu pendakian normalnya, kurang dari 1 jam.
Lima menit nanjak aman terkendali. masih bisa ngobrol, bercanda sama teman. Lima belas menit kemudian, mulai ngos-ngosan nafas gue. Gila makin dingin. Sekitar 45 menit, akhirnya gue sampe diatas bukit. And again. Sangat tidak disarankan ke bukit sikunir saat musim hujan. Yang gue lihat cuma kabut. Padahal Bukit Sikunir salah satu spot terbaik buat sunrise. Sia-sia perjuangan adek, bang. Hiks.
Karena udah diatas, yaudahlah ya. Nikmatin aja. Masih ok kok buat foto-foto unyu bareng teman-teman. It's trip, right.
Destinasi kedua, TELAGA WARNA dan BATU PANDANG
Langit mulai terang, kita lanjut ke telaga warna. Suasana di telaga, cukup ramai. Tempat-tempat duduk yang ada, udah padat di tempati pengunjung lain. Baru sebentar jalan sekitaran telaga, hujan lagi. Haduh nasib. Jadi terpaksa berteduh. Di pinggir telaga warna ada rute yang mengarah keatas. Setelah reda, teman gue yang lebih dulu kesini sebelumnya ngajak naik ke atas, dataran yang lebih tinggi lagi. Katanya ada spot yang kece banget buat foto. Rutenya gak jauh, Tapi lumayan terjal dan makin atas makin menyempit. Dan sampai diatas bener banget, keren. View Telaga Warna dari atas. Woohoo.
Di spot ini, gak ada pengaman apapun. So, kalo mau foto-foto harus hati-hati. Sayang nyawa, coy. Tapi serunya gak ada orang lain selain gue dan teman-teman gue yang ke spot ini. Padahal keren banget. Dari situ, kita bisa langsung ke area Batu Pandang. Gak perlu turun lagi atau naik kendaraan lagi. Tinggal ikuti jalur yang ada. Atau bisa juga tanya orang sekitaran situ. Cukup bayar Rp. 5,000 kita bisa foto di spot Batu Pandang sepuasnya dan sewajarnya karena banyak yang ngantri.
Gue cukup gak tahu diri di spot batu pandang ini, karena bikin antrian jadi lumayan panjang. Hahaha. Viewnya refresh otak banget. Jadi betah deh. Anyway, ada beberapa warung kecil juga disini. Jadi bisa ngopi-ngopi cantik ditemani kue pancong. Mantap.
Destinasi ketiga, KAWAH SIKIDANG
Seperti sebelumnya, disini juga gue kehujanan. Dan bener-bener gak berhenti hujannya. Alhasil, gue cuma jajan dan beli oleh-oleh buat keluarga. Niat mau foto-foto runtuh sudah. Gak berani keluarin kamera juga, deres banget hujannya.
Yang khas dari Dieng, Wonosobo itu carica. Buah pepaya kecil-kecil gitu. Banyaknya diolah jadi manisan. Gue kasih trik beli oleh-oleh aja. Kalau mau beli oleh-oleh, belilah di Kawah Sikidang ini dan belinya di warung yang agak ujung. Karena pengalaman gue, harganya lebih murah, coy.
Dan Selesai.
Kenyataannya, gue harus balik ke rutinitas dan meninggalkan Dieng. Walaupun masih banyak banget yang belum kita explore di kawasan Dieng ini. Gak kerasa banget udah dua hari di Dieng walaupun dinginnya kerasa banget ya. Hehehe
Yap. nge-tripnya cuma dua hari. Andai gue punya banyak waktu, pasti lebih banyak lagi yang bisa di explore. So far, Seru banget ikut open trip begini. Oka, teman gue juga senang katanya. Bisa liburan, tambah teman baru juga. Yang pasti ketika kita ikut open trip, jaga mood dan barang-barang pribadi supaya gak timbul kesalahpahaman yang bisa merusak semuanya. Dan dari cerita gue ini, dapat disimpulkan bahwa akan lebih baik nge-trip saat bukan musim hujan. Info yang gue dapat dari beberapa sumber, bulan agustus sampai oktober adalah waktu yang pas berada di daerah Dieng, Wonosobo.
Salam Kece
Seperti tempat wisata pada umumnya, banyak penjual makanan, souvenir dan semua kebutuhan mendaki kayak sarung tangan yang gue butuhkan. Jadi, gak perlu khawatir kalau ketinggalan barang. Asal punya duit, bisa tinggal beli aja. Berbekal informasi dari google dan beberapa teman yang menjelaskan bahwa Bukit Sikunir adalah bukit yang terbilang tidak terlalu tinggi, gue santai-santai aja mau nanjak. Jalur pendakian udah cukup aman. Walaupun tetap harus hati-hati. Waktu pendakian normalnya, kurang dari 1 jam.
Lima menit nanjak aman terkendali. masih bisa ngobrol, bercanda sama teman. Lima belas menit kemudian, mulai ngos-ngosan nafas gue. Gila makin dingin. Sekitar 45 menit, akhirnya gue sampe diatas bukit. And again. Sangat tidak disarankan ke bukit sikunir saat musim hujan. Yang gue lihat cuma kabut. Padahal Bukit Sikunir salah satu spot terbaik buat sunrise. Sia-sia perjuangan adek, bang. Hiks.
Karena udah diatas, yaudahlah ya. Nikmatin aja. Masih ok kok buat foto-foto unyu bareng teman-teman. It's trip, right.
Destinasi kedua, TELAGA WARNA dan BATU PANDANG
Langit mulai terang, kita lanjut ke telaga warna. Suasana di telaga, cukup ramai. Tempat-tempat duduk yang ada, udah padat di tempati pengunjung lain. Baru sebentar jalan sekitaran telaga, hujan lagi. Haduh nasib. Jadi terpaksa berteduh. Di pinggir telaga warna ada rute yang mengarah keatas. Setelah reda, teman gue yang lebih dulu kesini sebelumnya ngajak naik ke atas, dataran yang lebih tinggi lagi. Katanya ada spot yang kece banget buat foto. Rutenya gak jauh, Tapi lumayan terjal dan makin atas makin menyempit. Dan sampai diatas bener banget, keren. View Telaga Warna dari atas. Woohoo.
udah kayak poster F4 belum ?
Gue cukup gak tahu diri di spot batu pandang ini, karena bikin antrian jadi lumayan panjang. Hahaha. Viewnya refresh otak banget. Jadi betah deh. Anyway, ada beberapa warung kecil juga disini. Jadi bisa ngopi-ngopi cantik ditemani kue pancong. Mantap.
Destinasi ketiga, KAWAH SIKIDANG
Seperti sebelumnya, disini juga gue kehujanan. Dan bener-bener gak berhenti hujannya. Alhasil, gue cuma jajan dan beli oleh-oleh buat keluarga. Niat mau foto-foto runtuh sudah. Gak berani keluarin kamera juga, deres banget hujannya.
Yang khas dari Dieng, Wonosobo itu carica. Buah pepaya kecil-kecil gitu. Banyaknya diolah jadi manisan. Gue kasih trik beli oleh-oleh aja. Kalau mau beli oleh-oleh, belilah di Kawah Sikidang ini dan belinya di warung yang agak ujung. Karena pengalaman gue, harganya lebih murah, coy.
Dan Selesai.
Kenyataannya, gue harus balik ke rutinitas dan meninggalkan Dieng. Walaupun masih banyak banget yang belum kita explore di kawasan Dieng ini. Gak kerasa banget udah dua hari di Dieng walaupun dinginnya kerasa banget ya. Hehehe
Yap. nge-tripnya cuma dua hari. Andai gue punya banyak waktu, pasti lebih banyak lagi yang bisa di explore. So far, Seru banget ikut open trip begini. Oka, teman gue juga senang katanya. Bisa liburan, tambah teman baru juga. Yang pasti ketika kita ikut open trip, jaga mood dan barang-barang pribadi supaya gak timbul kesalahpahaman yang bisa merusak semuanya. Dan dari cerita gue ini, dapat disimpulkan bahwa akan lebih baik nge-trip saat bukan musim hujan. Info yang gue dapat dari beberapa sumber, bulan agustus sampai oktober adalah waktu yang pas berada di daerah Dieng, Wonosobo.
Bonus Foto Raisa lagi di Dieng, Nih!
Salam Kece
Punya orangtua yang merantau, memang kadang mengharuskan kita untuk mudik. Pulang ke tanah kelahiran orangtua. Gue salah satunya. Ibu adalah gadis sumatera yang nekat merantau ke pulau jawa dulunya. Sampai akhirnya berjodoh dengan bokap yang berstatus anak kampung sini. Sejak kakek dan nenek dari ibu meninggal, intensitas mudik berkurang. Yang tadinya setiap tahun harus mudik, sekarang cukup dua tahun sekali.
Lebaran tahun 2017 ini, jatahnya mudik setelah tahun sebelumnya gak mudik. Tapi ada yang berbeda kali. Biasanya kita mudik ke Lampung karena dulu nenek sempat pindah ke Lampung. Kali ini, kita mudik ke Palembang. Ke tanah asli ibu dilahirkan dan menghabiskan masa kecil.
Perjalanan yang cukup melelahkan karena jarak tempuh yang lebih jauh. Dari Bandar Lampung aja, masih 14 jam kurang lebih buat bisa sampai di Muara Enim, Palembang. Fix pantat tepos. Btw, 14 jam ini untuk waktu tempuh pakai mobil atau kendaraan darat lainnya. Lain cerita kalau pakai pesawat, mungkin lebih cepet.
Sampai di Tujuan, salam-salaman sama keluarga.
Idupin hape
Liat sinyal ilang
Lemes
Karungin hape
BHAYYY
BHAYYY
Berlebaran di kampung halaman, jadi ajang liburan juga buat gue. Mumpung disponsori bokap. Dan mumpung lagi gak ada sinyal juga. Ini waktunya bener-bener "Me Time" sama keluarga. Yah walaupun harus gue akui, sebagai generasi millenials cukup boring ya kalau gak ada internet.
Serunya keluar dari wilayah jabodetabek itu kerasa banget budaya Indonesianya. Kayak disini. hampir semua rumah masih berbentuk rumah panggung khas Palembang. Ya, walaupun gak sedikit juga yang udah memodifikasi bawah dari rumahnya menjadi ruangan lagi. Tapi secara keseluruhan bentuk rumah panggungnya gak hilang. Kita masih bisa lihat kalo awal dari hampir semua rumah disini adalah rumah panggung.
Karena gue dan keluarga cuma punya waktu tiga hari untuk stay, Jadilah hanya Air Terjun Lematang Indah yang sempat didatangi. Air Terjun Lematang ini ada di daerah Pagar Alam. Dan butuh waktu 2 jam kurang lebih dari Muara Enim.
Gue disuguhkan pemandangan yang kece abis setelah melewati pemukiman kota Lahat. Naik turun bukit, langit biru yang cerah, barisan pohon duren. Hahaha. Katanya disini memang banyak pohon duren, kalo mau beli diambilin langsung dari pohonnya. Tapi, kalo lagi panen. Serunya lagi, gue naik mobil bak terbuka. Gokil. View-nya keliatan semua. Agak panas sih tapi karena dataran tinggi jadi sejuk-sejuk aja udaranya. Serius deh, jalan menuju daerah Pagar Alam itu enak banget.
Posisi air terjunnya gak begitu jauh dari jalan raya. Jadi, gak perlu takut capek jalan kaki. Untuk masuk ke area air terjun, cukup bayar Rp. 3,000/orang dan bayar Rp. 10,000/orang untuk menyebrang ke sisi lainnya dari aliran air terjun supaya bisa duduk-duduk cantik karena lahannya lebih luas gitu (kalo gak ada perubahan tarif ya).
Air terjunnya gak terlalu tinggi. Debit airnya pun gak begitu tinggi. Jadi masih aman buat anak-anak kecil main. Tapi tetep harus diawasi ya, pak, bu. Demi keselamatan bersama. Disini juga ada mini arung jeram gitu dari ban dalam mobil. Sederhana tapi tetep seru.
Mudik memang melelahkan. Tapi selalu terbayarkan dengan rindu yang berujung senyum pertemuan. Dan bisa jadi ajang refreshing juga. Refreshing ditemani keluarga. Refreshing yang lebih bermakna.
Salam Kece.